Saya sempat khawatir mengenai kelangsungan ibadah sholat saya saat akan berangkat ke Melbourne. Terus terang saja, waktu di Saga (Jepang) dulu, saya harus bolak-balik dorm (asrama) - kampus kalau mau menunaikan sholat Dzuhur dan Ashar karena kampus saya di Jepang tidak memiliki fasilitas tempat shalat untuk mahasiswa/i muslim. Harap maklum, yang muslim di sana minoritas, jadi yang disediakan kampus cuman tempat untuk Sholat Jumat. Saya jadinya kerap men-jamak sholat saya apalagi pas winter karena kalo winter, waktu siang jadi pendek. Untungnya, jarak kampus asrama tidak jauh jauh amat, cukup 5 menit naik sepeda.
Nah, bagaimana di Melbourne? Di Melbourne, jarak kampus dengan temporary flat yang saya tempati sekitar 4 km dan harus dua kali naik tram atau sekali tram plus sekali naik bus. Tentunya, balik ke flat bukan pilihan yang praktis saat saya mau sholat. Untuk mengetahui ada tidaknya fasilitas sholat di kampus, Minggu lalu, saya melakukan observasi. Berbekal buku petunjuk dari kampus (judulnya Muslim Students Guide, buku panduan khusus untuk mahasiswa Muslim), ternyata ada dua tempat sholat yang bisa digunakan di kampus. Satu di Baillieu Library dan satunya lagi di Lt Pelham Street.
Mumpung kegiatan akademik belum dimulai, saya iseng berkunjung ke Baillieu library saat masuk waktu Dzuhur untuk Melbourne dan sekitarnya. Saya berthawaf di beberapa lantai gedung ini. Setelah berkeliling, saya akhirnya menemukan "prayer room" yang mampu menampung 5 orang untuk shalat. Wuahhh leganya. Saya bergegas mencari tempat wudhu. Saya celingak-celinguk ke kanan, kiri, atas dan bawah untuk mengecek ada tidaknya toilet untuk cowok. Tapi hasilnya nihil. Yang ada di samping musholla adalah toilet untuk cewek, nah loh... kalau cowok mau wudhu gimana dong. Masak harus tayammun. Akhirnya saya harus keluar Baillieu library dan mengambil wudhu ditoilet cowok dan kembali ke Baillieu Library lagi untuk sholat. What a day....!!!!
Setelah menjelajahi opsi sholat pertama, saya penasaran mengenai tempat sholat kedua. Kebetulan kemarin, saya dan Ichi kebetulan ke kampus karena saking gak taunya harus ngapain lagi di flat. Pas jam sholat, saya ngajak Ichi untuk sholat Dzuhur di musholla kampus di daerah Lt Pelham St. Agak jalan sedikit sih tapi gak masyalah lah, olahraga dikit. Sempat bingung juga nyari musholla nya. Ternyata mushollanya masuk gang. Begitu akan masuk, saya tertahan ga bisa masuk karena untuk masuk ke musholla kampus ini dibutuhkan kartu akses. Dan untuk mendapatkan kartu akses, kita harus daftar nama dan student id ke email pengurus musholla nya. Waduh, ribet juga yah kalau mau punya akses ke mesjid, musholla nya daftar online euy...... Mungkin memang maksudnya baik, untuk keamanan beribadah tapi kasihan juga bagi mereka yang non-student dan ingin menunaikan ibadah, harus tertahan dan gak boleh masuk.
Saya dan Ichi menunggu beberapa saat di luar musholla kampus ini, berharap ada yang lewat. Tapi, kok gak sepi yah... maklum lah gang kecil. Hampir putus asa menunggu, akhirnya sang juru selamat datang. Seorang pria yang hendak menunaikan sholat Dzuhur ternyata berniat memasuki musholla dan kamipun mengekor di belakang. Sempat terharu juga sih, pas saya menunaikan ibadah sholat berjamaah pertama saya di Melbourne. Yah, saya merasa ada ikatan dengan rekan jemaah lainnya, dan saya kembali merasakan suka duka jadi kaum minoritas. Kalau di Indonesia, sebagai kaum mayoritas, kita berlimpah akses musholla dan mesjid. Kemana-mana pasti dapat musholla dan mesjid. Sungguh sayang kalau tidak dimanfaatkan.
Oh iya, bagaimana dengan sholat jumat pertama saya? Malu mengatakannya... GAGAL TOTAL. Hari jumat lalu saya merencanakan untuk sholat Jumat di Konjen. Saya menemukan alamatnya di Queens Road, setelah mengecek di google via BB baru saya yang Onyx ini (halah pamer mode ON). Kebetulan hari Jumat itu, saya sedang di City, tepatnya di Swanston Street. Dan menurut peta, Swanston Street itu jaraknya dekat dengan Queens Street. Berbekal ke sok tahuan dan kenekatan, saya menyusuri 3 blok sepanjang Queens Street di tengah tiupan angin winter yang menusuk tulang. tapi Konjennya tidak ketemu juga . Saya sampai bolak balik beberapa kali, tapi tetap nihil dan waktu jumat sudah masuk. Waduh gimana nih??? Apa yang salah yah? Akhirnya, saya memutuskan masuk ke sebuah kantor dan menanyakan alamat Konjen. Untungnya., resepsionis nya ramah, suka membantu dan suka menabung. Setelah mengecek alamat yang saya sebutkan, sang resepsionis sambil tersenyum berkata:
"Sorry sir, you are now in Queens Street and your Consulate General is at Queens Road. So I think you better go to Queens Road, not Queens Street".
Saya melongo, ternyata Road sama Street beda toh disini.... Sial, gara gara gak teliti, saya jadi batal Sholat Jumat (long sigh)............
Beri Komentar Tutup comment