One fine Saturday in Melbourne

Sempat bingung juga gimana menghabiskan Sabtu pertama di Melbourne. Selain cuaca dingin di luar yang memang makin mencekam, selimut listrik yang saya beli beberapa hari yang lalu memang benar-benar membuat saya enggan beranjak dari tempat tidur. Sayangnya, ternyata Sabtu ini saya ada janji nemenin temen dari Clayton, Mas Biger, untuk jalan-jalan, eh salah tepatnya belanja ding. Karena alasan ini, saya akhirnya harus berpisah sejenak dengan selimut ajaib yang menghangatkan itu.
Sudut kota Melbourne yang antik
 
 @Federation Square
Bertiga (saya, Biger dan Susanto) mengawali pertemuan dengan berfoto foto di Federation Square di pusat kota Melbourne. Puas berfoto, Biger ngajakin ke ACMI (Australian Centre for the Moving Image) yang lokasinya pas dekat Federation Square. Sempat ogah juga awalnya karena tempatnya terdengar seperti museum di telinga saya. Memasuki ACMI, saya mulai ngeh kalo tempat ini keren, dimulai dari kesan pertama saya dengan interiornya yang bergaya futuristik dan biaya masuknya yang gratis (Jyaaaah, dimana-mana gratis selalu menarik yah!!!). 
 @ACMI


 Bagi yang pecinta film (melirik Exort dan Rossa), you will envy me a lot for my ACMI experience.... Kenapa?  Karena di ACMI, informasi tentang sejarah gambar bergerak dijelaskan dengan media audio visual yang terkini. Saya jadi sedikit mengerti bagaimana sejarah gambar bergerak serta perkembangannya hingga saat ini. Di sudut ruangannya, ACMI menunjukkan bagaimana para sineas berkreasi dengan style nya masing-masing. Selain itu, sejarah film kartun juga tidak lupa ditunjukkan. Bagi yang mau melihat bagaimana orang jaman dulu nonton film, ada mesin pemutar film jaman dulu yang cara menontonnya dengan memutar engkol nya, hahahaha. Pasti yang nonton kudu kekar karena engkolnya lumayan keras untuk diputar wekssss.
Pemutar film jadul yang masih pake engkol (capek lho muternya)


Selain sejarah, ACMI juga menawarkan sejumlah games. Tentunya, games yang ditawarkan jarang ditemui di tempat manapun. Di sebuah monitor saya melihat ada seseorang dalam  sebuah ruangan yang berkostum ayam. Pengunjung bebas mengetik apapun untuk memerintah si Ayam untuk melakukan apapun yang pengunjung ketik. Ide jahil saya mulai muncul.... Saya mulai mengetik: "kick", "jump" abis itu "squash jump", trus "poo", "fart", "defeather",  walhasil si Ayam kebingungan dengan komando saya yang ngawur... Mana ada ayam yang fart (kentut, red) hehehehe. Beberapa kali si Ayam menolak melakukan komando saya (sangat dimaklumi)
 inside ACMI... hi-tech


Namun, yang paling berkesan adalah, saat saya memasuki sebuah kubah dan diminta berpose selama beberapa detik sambil di-shoot 96 biji kamera secara bersamaan. Huaaaaah, benar-benar serasa melakukan adegan laga. Mungkin adegan matrix banyak dibuat dengan trik seperti ini. Kalau mau lihat hasilnya, klik disini saja


Setelah ACMI, perjalanan dilanjutkan dengan berbelanja winter clothes di beberapa toko yang lagi diskon. Lumayanlah dapat mantel bulu dengan harga miring, hehehehe. Sisa hari Sabtu itu, kami habiskan di jalanan sambil ketawa-ketiwi. Diakhiri dengan: Dinner with Chef Cipu and Chef Susanto. Menu malam Minggu  kali ini adalah: Kari Ayam dan Kentang Goreng. Sepertinya sih, masakan racikan saya dan Susanto gak gagal-gagal amat, terbukti tiga piring yang ada tandas......Ah puasnya bisa menjami tamu. 


So, how's your Saturday guys? 




Comment Policy : Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

Beri Komentar Tutup comment

Disqus Comments

Search This Blog

Powered by Blogger.