Nggak doyan tapi keukeuh nonton, ternyata F1 itu.......

Meski mungkin Melbourne kalah pamor dibanding Sydney, namun saya tetap merasa beruntung mendapatkan kesempatan untuk bermukim di kota ini. Melbourne setidaknya tidak terlalu ramai seperti Sydney dan sistem transportasinya lebih bisa diandalkan. Keuntungan lain yang saya rasakan adalah Melbourne lebih banyak menghelat even olahraga internasional dibanding Sydney, sebut saja turnamen tenis Australian Open, MOTO GP dan F1 Grand Prix. Ketiga even ini sudah menjadi trademark nya Melbourne dan menjadi agenda tahunan. Melbourne menjadi magnet tersendiri bagi penikmat tenis dan pecandu otomotif. 



Albert Park, taman rakyat yang disulap jadi lokasi balap F1 setiap tahun
Saya sudah berniat ingin menyaksikan Australian Open sejak tahu saya akan tinggal di Melbourne. Namun apa daya, Australian Open 2011 harus saya lewatkan karena jadwalnya bertepatan dengan jadwal kepulangan saya ke Indonesia. Even yang selanjutnya digelar di tahun 2011 adalah F1. Sayangnya, saya bukan penggemar otomotif dan memang tidak pernah tergerak untuk menonton F1 dan sebangsanya. Saya sudah memutuskan untuk melewatkan even ini sampai teman serumah saya mengatakan bahwa ada harga konsesi untuk tiket F1. After I think cook cook (Baca: Setelah berpikir masak-masak), nggak ada salahnya juga mengeluarkan sedikit duit untuk mengalami even-even yang menurut saya kurang menarik. Kali saja jadi suka atau kali saja dapat door prize jalan jalan ke Eropa (Hahahaha emang judi togel).



Peta Lengkap Arena F1 di Albert Park


Hari Minggu 27 Maret 2011, perjalanan ke Albert Park (lokasi perhelatan F1) dimulai. Panitia memang sepertinya sudah siap dengan membludaknya penonton, tak ada kesulitan transportasi yang saya dan pengunjung lain dapatkan untuk menuju ke Albert Park. Proses masuk ke lokasi balapan pun lancar jaya, cukup menunjukkan tiket saja. Meski balapannya dimulai pukul 17.00, namun para pengunjung sudah mulai memenuhi venue sejak siang. Ini dimaksudkan untuk mengamankan lokasi-lokasi duduk yang strategis. Saya yang baru tiba pukul 16.00 harus sedikit berusaha untuk akhirnya bisa mendapatkan tempat yang memberikan view balapan yang lumayan jelas. Maklumlah, karena postur tubuh yang mini untuk ukuran bule, saya kurang NAMPAK saat harus berada di barisan belakang. 



mereka yang datang duluan untuk mengamankan tempat
Balapan belum dimulai saat atraksi helikopter dilakukan di atas arena, cukup ampuh untuk menghibur pengunjung. Selain itu, penjual makanan dan minuman tersebar di berbagai lokasi dalam arena ini. Sebelum acara dimulai, segenap pengunjung mengadakan hening cipta untuk korban bencana di Jepang dan Christchurch terlebih dahulu selama semenit. Pembukaan even ini dimeriahkan dengan munculnya pesawat Qantas di atas arena, maklumlah acara ini disponsori oleh Qantas. Awalnya sempat tegang juga saat melihat betapa rendahnya pesawat ini mengudara, ternyata memang kemunculan pesawat ini merupakan bagian dari skenario pembukaan acara. 


Saat balapan dimulai, semua penonton nampak begitu bersemangat mengabadikan mobil-mobil yang berlalu dengan cepatnya. Saking cepatnya, kamera poket yang saya gunakan sangat sulit untuk menangkap mobil-mobil yang berlalu. Beda rasanya dengan menonton di TV, kalau di TV mobil-mobil ini nampak bergerak dengan kecepatan yang normal. Selain itu, tantangan lain menonton F1 dari dekat adalah polusi suara yang bisa membuat telinga berdenging. Pantes saja banyak yang menggunakan penyumbat telinga dan headphone, tujuannya biar gak budek ternyata. Setelah 10 lap berlalu, saya mulai merasa gak nyaman dengan suara yang dikeluarkan mesin-mesin ini. Saya memutuskan untuk mengelilingi arena, ingin melihat apa saja yang ada disana. Ternyata banyak layar tancap yang disediakan oleh panitia bagi mereka yang tak begitu tahan dengan bisingnya mesin mobil F1 yang sedang berpacu. Selain itu, toko-toko merchandise bisa menjadi pilihan bagi mereka yang ingin cari oleh-oleh. 



Sulit untuk bisa mendapatkan gambar mobil saking cepatnya



Satu dari sekian mobil yang dipamerkan


Menjelang selesainya balapan, para pengunjung berbondong-bondong mendekati garis finish. Balapan ini akhirnya dimenangkan oleh Vettel dari tim RBR Renault disusul Hamilton dari tim McLaren - Mercedes dan Vitaly Petrov dari tim Renault. Begitu semua kendaraan menyelesaikan putarannya, jalur balap pun dibuka untuk umum. Jalur ini hanya butuh waktu sekejap untuk berubah menjadi lautan manusia yang memenuhi jalan untuk mendekati podium guna menyaksikan langsung acara penyerahan trofi. Meski sulit untuk mendapatkan tempat yang cocok untuk membidik acara penyerahan trofi, saya akhirnya bisa mengabadikan beberapa momen penting (tapi maaf yah kualitasnya gak bagus-bagus amat, maklumlah kamera poket) 



Penonton berlarian memasuki lintasan, menuju ke podium





Champions celebration @podium



Siap nonton lagi tahun depan, ada yang mo bayarin tiketnya??


Saya tak menyangka akan menyukai pengalaman yang baru saya alami ini. Ternyata F1 tak melulu tentang pembalap dan jalur balapnya. Tak melulu tentang tim siapa yang menang. Namun ternyata, banyak cerita lain yang bisa dinikmati dalam even ini, bisa berbaur dengan berbagai etnis dan ras, berburu merchandise, menikmati euforia otomatif di sekitar, menikmati es krim, cuci mata lihat yang bening-bening dan menyesali nasib mengapa tak mampu membeli tiket F1 yang di podium hahahaha. Sepertinya memang harus mengagendakan untuk menonton F1 lagi tahun depan. Setidaknya saya sudah tahu harus bawa apa tahun depan: Sumbat Telinga, Payung dan Kursi Lipat. 
Comment Policy : Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

Beri Komentar Tutup comment

Disqus Comments

Search This Blog

Powered by Blogger.