Maroon 5 nan spektakuler

Saya tak pernah menyangka kalau postingan tentang kunjungan DPR akan meledak di pasaran (halah). Untuk pertama kalinya selama blogging, postingan saya dikunjungi 2000 an pengunjung perhari selama 4 hari. Selain itu, postingan nya di retweet berulang kali bahkan sempat di retweet oleh mas Joko Anwar. Sempat pula menjadi hot thread di kaskus dengan komen lebih dari 1500. Yeah I felt like dreaming, dan hasilnya memang mulai kelihatan, para anggota dewan kita sudah punya email resmi dan semoga bisa mengurangi kegiatan "kunjungan kerja" nya. Thanks all for the appreciation.



Untungnya, seminggu setelah bertemu anggota dewan kita, Melbourne kedatangan tamu lain. Kali ini bukan politisi tapi sebuah band yang lumayan populer, Maroon 5. Keterlaluan kalau sampe gak kenal Maroon 5,setidaknya tahu lagunya This Love lah (Yang ga tau "This Love", saya yakin adalah penggemar Kangen Band). Mungkin ada beberapa rekan yang sempat menyaksikan performa mereka di Jakarta. How was it? Keren kan, keren kan, keren kan? 


Sejak Januari saya sudah memesan tiket Maroon 5 via salah seorang sahabat saya yang dengan suka rela mengikutkan saya dalam proses pembelian tiketnya. Tiketnya saya peroleh seharga AUD 90,5, lumayan lah jauh lebih murah dari konsernya Buble kemarin. Saya sendiri cukup familiar dengan lagu-lagunya Maroon 5 sejak dari album pertama. Saya suka This Love, Sunday Morning, She will be loved, Misery, Wake Up Call, Nothing Last Forever, Goodnight Goodnight, Can't Stop, Won't Go Home Without You, Makes Me Wonder, Stutter, Hands All Over, Just A Feeling dan No Curtain Call. Weleh banyak juga yah. Saya yakin Adam Levine takkan mampu memenuhi semua permintaan itu. 


Berbekal tiket dan nasi bungkus, saya bersama Thao (teman dari Vietnam) menyusuri pinggiran Sungai Yarra menuju ke Rod Laver arena, venue pertunjukan nya. Kami tiba setengah jam lebih awal. Pas jam 7, opening act pertama menampilkan Ryan Cumming, seorang artis pendatang baru. Ryan membawakan beberapa tembang lawas dan lagu nya sendiri. Kelihatan jelas bahwa mas Ryan ini masih grogi kalau tampil. Opening act kedua menampilkan Sarah Bareilles. Saya sedikit familiar dengan cewek satu ini, meski cuman tahu satu lagunya, Gravity. Saya tak begitu tahu tentang Sarah, namun animo penonton sepertinya lumayan besar begitu Sarah mulai menyanyi. Terbukti banyak yang hafal lagu-lagunya dia. Apa saya yang gak gaul yah? Hahahaha. Overall, Sarah ternyata keren. Dia berkomunikasi dengan baik dan menyapa penonton, membuat joke joke ringan sambil memuji penonton. Ada satu line yang saya suka saat dia curhat pada penonton ".... that is why I don't like wearing f***in high heels". She is spontaneous and her voice was heaven. Si Thao malah sempet merinding mendengar dia menyanyi. 


Dalam kunjungannya ke Melbourne, Sarah memberi kesempatan duet kepada salah seorang fansnya di Melbourne, Ben Abraham. Ben meminta berduet dengan Sarah lewat videonya di YouTube dan mimpinya terkabul. Berikut video pinangan Ben dan hasil duet mereka di panggung 




Ada jeda sekitar 30 menit sebelum pertunjukan utama dimulai. Saat lampu Rod Laver Arena mulai dipadamkan, penonton mulai histeris menanti kemunculan Adam Levine cs ke atas panggung. Suasana gelap, dan beberapa sosok bayangan melintasi panggung. Lagu pertama langsung dimainkan Adam dkk, Misery diiringi koor para penonton. Penampilan Adam di awal pertunjukan tak terasa gregetnya, terasa kurang maksimal. Mungkin karena Adam simpan-simpan tenaga kali yah untuk menghabiskan malam panjangnya di atas panggung. Selanjutnya If I never see your face again dimainkan dengan apik disertai permainan lighting yang ciamik. Saya yang tak terlalu dekat dengan panggung dimanjakan dengan lighting yang dinamis sepanjang pertunjukan. Secara acak, lagu-lagu berikutnya dinyanyikan antara lain never gonna leave this bed, sunday morning, she will be loved, Billie Jean, The Sun, dan sejumlah tembang lainnya. Penonton yang di tribun nampaknya masih adem adem saja selama pertunjukan ini. Banyak yang ikut bersenandung namun masih malu-malu untuk berdiri dan mengikuti hentakan musik yang dimainkan. Sampai akhirnya bagian pertama konser itu ditutup dengan "This Love", sontak penonton makin histeris. Siapa yang tak kenal lagu ini, koor makin terasa kencang di seantero Rod Laver Arena. Para penonton di tribun serentak berdiri, bergoyang dan ikut bernyanyi sambil mengangkat tangan tinggi-tinggi. Sesi satu diakhiri dengan sempurna dengan "This Love". Panggung kembali gelap.  


Selang beberapa menit, Maroon 5 kembali menggebrak dengan Wake Up Call. Semakin lama, penampilan Adam Levine malah semakin enerjik. Aksi panggungnya pun makin atraktif, plus pencahayaan yang memanjakan penonton, khususnya yang jaraknya agak jauh dari panggung. Lagu-lagu yang cukup baru pun dimainkan seperti Stutter, Hands all over, sisanya saya lupa, hehehehe. Penonton di tribun juga sepertinya sudah enggan untuk duduk lagi. Menikmati lagu-lagu terakhir yang dimainkan oleh mas Adam dkk. Sampai lagi terakhir dimainkan, koor penonton masih saja kencang. 



Adam Levine





This Love has taken its all on me... lalalalalal 





Dynamic lighting 





Disorot lampu
Saya merasa sangat puas bisa mendapatkan kesempatan menyaksikan langsung Maroon 5. Maroon 5 memang memukau, sayangnya panggungnya tidak dilengkapi dengan layar besar di kiri kanan panggung sebagai layar bantu untuk mereka yang jauh dari panggung . Selain itu, Adam kurang komunikatif dengan penonton, tak seperti Sarah pas opening act. Adam paling cuman nyapa sebentar dan memperkenalkan anggota bandnya. Namun, semua itu bisa dimaafkan kok karena penampilan mereka bagus. 


Sejenak tugas kuliah yang menumpuk bisa terlupakan berkat konser ini. Tiket yang lumayan menguras kocek rasanya terbayar sempurna dengan pertunjukan Maroon 5 barusan. Hmmm siapa lagi yah yang akan manggung di Melbourne? 


Comment Policy : Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

Beri Komentar Tutup comment

Disqus Comments

Search This Blog

Powered by Blogger.