My Unusual Bali Duty Trip


Sejak kembali bekerja, saya sangat jarang melakukan perjalanan jenis backpack lagi. Dulu, waktu jaman kuliah, saya bisa travel 2 mingguan atau lebih ke suatu tempat tanpa khawatir akan ini dan itu. Pekerjaan dengan cuti yang tidak banyak memang mengurangi keleluasaan seorang pegawai untuk meninggalkan kantor selama 2 minggu atau lebih. Dengan jatah cuti yang tidak banyak (dipotong cuti Idul Fitri yang biasanya 3 hari), sulit bagi saya untuk backpack berminggu-minggu. Namun, itu tidak berarti saya tidak kemana-mana, saya kerap mendapatkan penugasan ke beberapa kota di Indonesia. Duty travel ini memberikan saya sedikit hiburan meski memang kepuasannya berbeda dengan perjalanan yang murni wisata. Kalau sedang duty travel, setidaknya waktu malam bisa saya manfaatkan untuk menikmati kuliner dan waktu pagi untuk sekedar jogging 5 km. 








Minggu ini, saya kembali ditugaskan ke Bali ke sebuah workshop teknis tentang energi bersih. Saya ke Bali bukan untuk mengikuti workshop, melainkan untuk berdiskusi dengan beberapa expert nya terkait kebijakan energi di Indonesia. Tugas saya intinya adalah menjadi juru ketik dan mengolah data sebagai bahan diskusi dengan para expert ini. Begitulah "terms of reference" saya untuk penugasan ke Bali ini. 









Saat tiba Senin siang, saya sudah punya beberapa rencana akan kemana ke Bali selama beberapa malam. Kebetulan hotel yang saya dapatkan letaknya strategis, di jantung Kuta dan persis berdempet dengan Kuta Beachwalk. Saya sebenarnya bukan penganut paham bahwa sebuah workshop yang ideal harus diadakan di pusat pariwisata karena pengalaman di beberapa workshop, pesertanya akan menghilang satu per satu karena mereka tertarik untuk berwisata dan berbelanja. Tapi terserahlah, saya toh ke Bali bukan buat workshop tapi buat bersenang-senang berdiskusi. 









Saat memasuki kamar, saya sudah takjub karena kamar yang saya dapatkan ternyata memiliki view kolam. "Yes, dapat private pool. Untung saya bawa gears renang saya", batin saya saat memasuki kamar. Udah kayak perenang handal aja yah pake istilah running gears segala, padahal maksudnya cuma bawa cangcut sama kacamata renang doangan. "I am gonna have a fantabolous days in Bali", batin saya lagi. Pasti enak nih besok pagi saya bisa pamer lagi lari di Kuta lewat aplikasi Nike Running, seperti yang biasanya saya lakukan (I am one show-off runner yah?). Begitu keluar kamar, saya kecele, view kolam yang saya kira kolam renang ternyata adalah kolam cetek sedalam 20 cm dengan dasar batu. Ah penonton kecewa. Itu mah cocoknya jadi kolam ikan. 






Ternyata bukan kolam renang..... tapi kolam cetek







Saya dan tim menyempatkan makan sore sebelum meeting. Begitu workshop selesai hari itu, diskusi dengan para expert pun dimulai. Rencananya meeting hari Senin sore itu akan kami selesaikan pukul 7 petang, saya jadi bisa jalan jalan sedikit atau janjian dengan beberapa teman yang sedang berada di Bali. Ternyata, diskusi nya berjalan sengit dan lebih lama dari yang kami harapkan. Meeting malam itu berjalan "sedikit" lebih lama dari yang saya harapkan, kami selesai menjelang pukul 10 malam dan kami belum makan malam. Ditambah PR untuk dikerjakan malam itu untuk dipresentasikan besok nya. It implies a quick late dinner and an overnight data staring session. Saya membatin "OK, there is still tomorrow". Masih bisa besok lah keliling-kelilingnya. 









Ternyata memang masih banyak pekerjaan yang belum terselesaikan. Pola nya jadi berulang setiap hari: pagi sarapan sambil menatap laptop, siang masih menatap laptop, sore presentasi dan diskusi sampai menjelang pukul 10, dan balik ke kamar mengerjakan data hingga tengah malam. Harapan saya untuk bisa "setidaknya" berlari di Kuta pelan-pelan buyar. "Kapan jalan-jalannya?", "Kapan lelarian nya di pantai Kuta?", "Kapan beli pesanan teman-teman?",  "Nike running saya bisa bertambah gak yah di Bali?" pertanyaan-pertanyaan ini baru bisa ketahuan jawabannya di hari terakhir saya di Bali. Jawabannya sudah jelas "NO TIME".







Hari terakhir di Bali, kami masih meeting terakhir dari pagi hingga jam makan siang. Pesawat kami pukul 14.25. Dan meeting belum kelar-kelar juga menemukan titik temu buat bahan presentasi esok di Jakarta. Mendekati pukul 1 siang, kami baru sadar kalau kami hanya punya waktu sedikit untuk berangkat ke bandara. Kami berlima bergegas packing dan baru meninggalkan Kuta pukul 13.20. Ah Kuta memang kurang bersahabat pada kami hari itu. Kuta-bandara yang biasanya kami tempuh kurang dari 20 menit, menjadi lebih lama karena rentetan macet di jalur menuju bandara. Saya dan tim pasrah, alamat ketinggalan pesawat nih gara gara keasyikan berdebat. 





Kami tiba di bandara pukul 14.00, 25 menit menjelang pesawat take off. Kami menghambur ke check-in counter sambil berharap semoga masih bisa check-in. Untungnya masih bisa. Setelah check-in kami langsung digiring ke pesawat, penerbangan kami sudah melakukan panggilan terakhir untuk boarding saat kami selesai check in. Syukurlah kami tidak ketinggalan pesawat, kami adalah penumpang terakhir yang masuk pesawat. Fiuuuuhhhhhh. 





Meski tidak sempat kemana-mana selama di Bali, capek dan insomnia rasanya terbayarkan saat tahu bahwa presentasi tim kami berhasil. Klien puas, kami LEMAS.   





Comment Policy : Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

Beri Komentar Tutup comment

Disqus Comments

Search This Blog

Powered by Blogger.