Sudah menjadi kebiasaan saya untuk selalu membawa sepatu lari kemana-mana, baik saat duty traveling ataupun saat pure traveling. Sebenarnya alasan awalnya buat gaya-gayaan saja, buat di posting di Path kalau saya sedang lari di mana hahahah. Akan tetapi lama kelamaan alasannya berubah, saya bawa sepatu lari karena emang pengen lari dan tentunya merasakan euforia berlari di tempat yang berbeda (prett). Intinya sih buat memotivasi teman teman buat ikut-ikutan lari, lumayan kan bisa ngeluarin keringat, menghilangkan
Biasanya saya bisa merasakan sensari lari di luar kota saat saya sedang tugas kantor. Yang paling sering adalah di Medan, pernah juga di Lombok, Belitung dan Makassar (ini kalau lagi mudik). Entah rasanya ada yang kurang kalau sedang mengunjungi suatu kota dan saya tidak sempat lari (meski itu cuma 5 km). Intinya, saya harus meninggalkan jejak di sana (lu kata Pramuka). Perjalanan dinas terakhir ke Nias kemarin contohnya, saya tidak sempat untuk lari karena sedang bulan Ramadhan dan mustahil untuk lari malam karena saya kurang begitu familiar medannya. Makanya terasa ada yang gak lengkap pas ke Nias kemarin. Biasanya saya lebih memilih lari pagi atau sore saat berada di luar kota. Ibadah lari malam hanya saya lakukan saat saya berlari di sekitaran komplek rumah.
Foto andalan, pake penanda nike plus, jarak dan catatan waktu |
Kali ini, saya akan sedikit share tentang cerita lari saya di Hanoi, Kunming dan Lijiang saat saya dan istri sedang berkunjung ke ketiga tempat ini. Ini adalah pengalaman lari pertama saya di luar negeri hahahah, bukan ikut race tapi cuma run for fun saja.
Hoan Kiem Lake - Hanoi
Saya memilih tempat ini sebagai tempat lari karena lokasinya dekat dengan hotel tempat saya tinggal. Selain itu, Hoan Kiem Lake merupakan salah satu landmark kota Hanoi disamping sebagai kawasan pariwisata di kota ini. Air di danau ini berwarna agak gelap, miriplah sama danau danau di Indonesia pada umumnya. Di tengah danau ini terdapat bangunan tua bernama turtle tower dan di salah satu sudut danau terdapat kuil gunung giok (alias Jade Mountain Temple) beserta jembatan merah yang dapat digunakan untuk mencapai kuil tersebut. Jadi Hoan Kiem Lake cuma ada danau dan kuil? Apa istimewanya? Nah ini dia pertanyaannya. Apa yang menjadikan daya tarik Hoan Kiem Lake ?
Jembatan Merah |
Turtle Tower di tengah Danau |
Menurut saya yang spesial dari danau ini adalah pemanfaatan sarana publik ini oleh masyarakat sekitar. Berkunjunglah ke danau ini saat pagi atau sore hari, pasti dipenuhi oleh masyarakat berbagai kalangan usia. Dari yang sekedar jalan santai, lari, aerobik, yoga, taichi, nongkrong, makan hingga yang pacaran. Selain itu, sekitar danau ini dilengkapi dengan taman-taman yang indah serta peralatan fitness yang cukup untuk memfasilitasi warga yang memang ingin weight training gratisan, hitung hitung buat pamer bodi di daerah paling hits di Hanoi ini.
Ini main apaan yah ibu ibu nya? |
Salah satu sudut Danau Hoan Kiem |
Ini seperti main sepak takraw tapi yang disepak modelnya seperti shuttle cock. |
Dari depan Jade Mountain Temple saya mulai berlari mengelilingi danau ini. Sangat menyenangkan rasanya berlari di tempat yang sangat ramah pejalan kaki seperti ini. Tak jarang saya singgah beberapa kali untuk mengabadikan momen aktivitas warga di sekitar danau ini. Ternyata satu putaran full danau ini berjarak 1,6 km. Artinya dibutuhkan 3 kali keliling plus 200 meter untuk mencapai target easy run saya sore itu, 5 km. Menjelang petang, danau ini semakin ramai oleh muda-mudi. Tak lupa di penghujung lari, saya meminta salah satu pengunjung untuk mengabadikan momen saya di Danau ini. Narsis dikit ga papa lah.
Kesampean juga foto di Hoan Kiem |
Black Dragon Pool - Lijiang
Suhu di Lijiang menembus angka di bawah 12 derajat Celcius di pagi ketiga saya di kota itu. Harusnya Mei itu sudah menjelang summer kan yah. Saya yang semalam niat lari jadi malas banget untuk bangun, suhu segitu memang pasnya berada di bawah selimut dan lanjut tidur. "Loh kok tidur lagi? Katanya mau lari. Ayo lari, kapan lagi bisa lari disini, mumpung lagi di Lijiang," kira kira itu kalimat yang terlontar dari istri saya saat saya kembali menarik selimut pagi itu. Dipikir-pikir iya juga yah, jarang jarang bisa punya pengalaman lari di tempat ini. Untungnya aplikasi nike plus berfungsi dengan baik di China, tak seperti aplikasi hits seperti facebook, twitter, google dan turunannya, youtube dll yang memang tidak bisa diakses di negeri ini.
Berlari menyusuri Kota Tua Lijiang. |
Cocok buat prewed |
Suhu sedingin itu mengharuskan saya mengenakan lebih banyak aksesoris. Biasanya saya cuma pake kaos, sepatu dan celana lari pendek, kali ini saya sedikit lebih syar'i (baca: tertutup). Demi menahan hawa dingin, saya (untuk pertama kalinya) memakai compression pants panjang serta buff untuk melindungi kepala dari hawa dingin. Di awal lari saya sedikit merasa tersiksa dengan dingin nya yang menusuk, namun lama kelamaan badan jadi semakin hangat dan lari makin enak.
Jalur lari saya pagi itu adalah Black Dragon Pool. Namun untuk mencapai Black Dragon Pool, saya harus melewati daerah Lijiang Old Town terlebih dahulu. Lijiang Old Town sendiri merupakan kawasan yang sudah berdiri sejak 800 tahun yang lalu sebagai pusat peradaban dan perdagangan daerah Shichuan, Yunnan dan Tibet. Daerah ini menjadi salah satu UNESCO heritage site. Berlari melewati tempat ini tentunya menyenangkan, saya rasanya terlempar ke dimensi waktu yang berbeda, serasa berada di kota China sekian ratus tahun yang lalu. Daerah ini memang terus dipugar tanpa merubah originalitas bentuk bangunannya. Kawasan pertokoan di kiri kanan belum banyak yang buka di pagi itu, saya jadi lebih leluasa berlari tanpa harus bersenggolan dengan pengunjung lain.
Black Dragon Pool sendiri berupa danau yang menjadi tempat tujuan sumber-sumber mata air dari gunung Yulong untuk selanjutnya didistribusikan ke penduduk di Lijiang. Yang sering melihat profil pariwisata China, mungkin tidak asing dengan pemandangan tempat ini, sebuah kuil dan jembatan melengkung dengan latar belakang gunung Yulong yang bersalju. Tempat inilah yang bernama Black Dragon Pool.
The famous Black Dragon pool |
Saya sangat bersemangat saat berlari di kawasan ini, meski dinginnya menusuk dan ingus mulai meleleh dari hidung. Saya berpapasan dengan beberapa penduduk yang juga sedang berlari, ada yang berlari sendiri, ada juga yang berjamaah. Seorang nenek sedang khusyu taichi di salah satu sudut danau ini. Beberapa warga senior juga nampak asyik berjalan santai sambil bersenda gurau. Ah what a morning in Lijiang. Saya? Tentu saja meminta tolong pelari yang lain untuk mengambil gambar saya dengan latar belakang Black Dragon Pool yang terkenal itu.
Mission Accomplished |
Cui Hu Lake - Kunming
Cui Hu berarti Hijau. Dijuluki demikian karena air danau ini berwarna hijau. Saya berkesempatan lari disini juga karena istri saya yang ingin mengunjungi Cui Hu ini. Katanya Cui Hu Lake adalah kawasan taman yang terindah di kota Kunming. Berbekal GPS dan sok tahu naik bus, kami akhirnya tiba di tempat ini. Sore itu, Cui Hu Lake cukup ramai oleh pengunjung.
Sama halnya dengan Hoan Kiem Lake di Hanoi. Danau Cui Hu juga tidak memiliki air bening yang instagrammable. Yang membuat tempat ini menarik adalah penataan lokasinya dan pemanfaatan ruang publik oleh warga sekitar. Cui Hu lake terdiri dari empat anak danau yang satu sama lainnya dihubungkan oleh jembatan indah. Konon katanya, danau ini dulunya menjadi tempat penampungan air untuk warga Kunming. Sekarang cukup berfungsi sebagai danau saja, buat pusat rekreasi keluarga. Lokasinya sangat berdampingan dengan Yunnan University. Jadi untuk tiba kesini dengan bus, tinggal cari saja bus-bus yang melewati Yunnan University, Insya Allah sampai.
Cui Hu Lake |
Green Lake |
Seperti halnya ruang publik, tentu bukan saya saja yang memanfaatkan Cui Hu Lake untuk berlari. Saya berpapasan dengan beberapa pelari lokal di sepanjang jalur lari Danau ini, ceritanya saya adalah pelari internasional nih hahaha. Ada beberapa pelari yang membawa anjing nya untuk ikut berlari. Di beberapa sudut danau ini juga banyak warga senior yang ikut berolahraga, dari yang sekedar jalan santai hingga yang ikutan taichi. Sore yang sejuk itu saya selesaikan (lagi-lagi) dengan meminta orang untuk mengambil gambar saya di danau ini, tapi kali ini bareng istri hehehehe.
Us |
Epilog: Ruang publik terbuka memang sudah harus menjadi syarat mutlak untuk sebuah kota. Dengan adanya ruang publik terbuka, warga jadi memiliki tempat untuk nongkrong alternatif selain di mall. Ruang ruang publik seperti ini juga tentu mendorong masyarakat untuk bisa bergerak lebih aktif dan mewujudkan masyarakat yang
Beri Komentar Tutup comment