Dan Mereka Kakakku

Sudah sejak lama saya ingin membuat postingan ini, tapi entah lah mood nya selalu gak dapat atau momennya yang kurang tepat. Sampai tadi pagi, saat bangun kesiangan (lagi), saya mendapati sebuah pesan di inbox facebook yang berisi sebuah link di Jawa Pos. Tiba-tiba hasrat saya untuk menulis ini begitu menggebu. Saatnya saya sedikit bercerita tentang keluarga saya, tepatnya tentang srikandi-srikandi di keluarga saya. 





She is my fun hangout mate
Yang suka berita politik mungkin sering melihat sosok kakak sulung saya di televisi. Apalagi pas jaman jamannya Pemilu, dia wara-wiri di tivi dan melalui sejumlah wawancara yang sepertinya sangat dinikmatinya. Namanya Wahidah Suaib, seorang praktisi pemilu yang lumayan dikenal di negeri ini. Berita-berita tentang nya tak lepas dari sengketa pemilu, pengawasan pemilu sampai pemilukada. Banyak yang kagum dengan keberanian serta kegigihannya dalam menangani kasus-kasus pemilu yang kerap sangat politis dan dilematis(dan saya termasuk pengagum rahasianya, I never express this feeling to her). Saya yang setiap hari mengenal dia cukup tahu betapa perfeksionis nya kakakku yang satu ini. Dia tak hanya piawai dalam sengketa pemilu, tapi juga dalam hal  interior rumah serta otomotif (She is jolly good for those areas), and she can be damn picky sometimes. Kesukaannya akan warna ungu dan orange, membuat tempat tinggal kami di Jakarta sarat dengan warna itu. Saya mempercayakan penataan kamar saya padanya hehehehehe. Selain itu, dia itu teman hangout yang lumayan seru, kesukaan akan FILM dan NYANYI membuat kami kerap nonton bareng yang berakhir di sebuah ruangan karaoke di dekat tempat tinggal kami. Membayangkan ini sudah membuat saya tak sabar ingin balik ke Jakarta. We love exploring Jakarta :) 





She loves eating


Kakakku yang satunya bukan lah seorang politisi, tapi seorang wanita sederhana penganut paham simplicity. Namanya Muslimah, saya memanggil Uche'. Dia memilih tinggal di kampung menjaga Mama, dan memberikan kesempatan berkembang itu untuk saya, adik semata wayangnya. Kami, secara emosional sangat dekat dan memang akrab dari kecil. Secara akademik, dia di atas rata-rata. Dia pintar dan mudah bergaul dengan siapa saja. Tapi, dia sadar bahwa harus ada yang menjaga Mama di kampung. Saya kagum dengan niat tulusnya menjaga Mama dan kagum dengan kesabarannya meng-handle saudara-saudaranya yang doyan bepergian dan jarang pulang kampung. Saya belajar dari dia bahwa hidup tak hanya sekedar mengejar ambisi tapi hidup adalah mengenai pilihan. Dan dia memilih untuk tinggal di kampung bersama mama, tak seperti saya yang berambisi ini dan itu. Well, dia adalah partner sejati dalam makan bakso dan wisata kuliner di kampung. Dia tahu betul betapa sayur kuah bening (kaju lawi) dan ikang asing (bale rakko) bisa membuat saya nambah dua kali (oopsss). Sebagai kompensasi dari semua yang dilakukannya selama ini, saya ingin mengajak nya travel ke banyak tempat suatu saat nanti. Insya Allah, Amiiiiin. Yup, awalnya dia tak terlalu suka traveling tapi nampaknya setelah perjalanannya ke Bali dan Singapura, dia mulai merasa perlu melihat lebih banyak lagi dunia di luar sana.



one of those crazy pics we made



Us with Mom, can't wait for another fun family trip


Nah, itulah sekelumit tentang kakak-kakak saya. Kami berasal dari keluarga sederhana dan semoga tetap bisa mempertahankan kesederhanaan itu. Meski jarang bisa berkumpul bersama lagi, kami berusaha menikmati perbedaan jarak ini dan berjanji akan travel bareng (lagi) suatu hari nanti. Dan pada pagi yang cerah di musim semi  di Melbourne ini, saya cuman ingin bilang: I miss my sisters........
Comment Policy : Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.

Beri Komentar Tutup comment

Disqus Comments

Search This Blog

Powered by Blogger.